...:" Selamat Datang Di BlogQ ":... ...:"Welcome to My Blog ":...

Kamis, 25 September 2008

Bocah misterius


Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang.

Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung.

Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini
bagi orang kampung sungguh menyebalkan.
Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya
memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala.
Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat
diplastik es tersebut.
Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa!
Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar
dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya.

Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu
ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya.

Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampung mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah
kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan
roti isi daging tersebut.
Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan.
Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan.


Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.

************ ********* **

Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu.


Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius.
Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan
es kelapa dan roti isi daging yang sama juga!

Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi.


Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu.


Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.
Luqman pun lalu menegurnya. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot,
seakan-akan matanya akan keluar Luqman.

“Bismillah.. .” ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya.
Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini.
Kalau memang bocah itu “bocah beneran” pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya
bocah itu.

Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun
menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya.

“Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan
saya?” tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang
kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.
“Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa,” jawab Luqman dengan halus,”apalagi kamu tahu,
bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu..”

Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah
itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi.
“Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal
ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan
pada sebelas bulan diluar bulan puasa?

Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta
sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis?

Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?!

Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus?
Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian..!?”

Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela.
Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar “sangat” menusuk,
kini ia bersuara lirih, mengiba.
“Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya
bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.

Dan ketahuilah juga, juatru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan ‘Idul Fithri?

Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi
banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya denga istilah menyambut Ramadhan dan ‘Idul Fithri?

Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun
hanya ada kepedulian yang seadanya pula.

Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali
termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap
orang-orang kecil seperti kami…!

Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?
Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih?

Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan
melupakan kami yang semestinya diingat?
Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta,
tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa?

Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan…, jangan merasa perut kan tetap
kenyang lantaran masih tersimpan pangan ‘tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah
menyatu dengan bumi kelak…”

************ ********* *

Wuahh…, entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan.
Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya!
Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan.

Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang
dibuatnya terbengong-bengong.
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi.
Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang.

Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu.
Ditengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng
bingung.


Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu
keluar dari rumah Luqman!
Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang!

Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja.


Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi. Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat.


Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.

Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang
sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan
membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.
Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar.

Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau
menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.
Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan
kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua
orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.
Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati.

Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir.
Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan
tudingan-tudingan yang memang betul adanya.
Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.




dapet dari milis trainersclub mohon ijinnya dicopy paste karena memang pantas disebarluaskan.




Terima Kasih Ya Alloh atas artikel ini

Beauty class

Oriflame ngadain beauty class buat “kaum cewek” Biotek LIPI hari Sabtu, tanggal 20 September 2008 khususnya yang udah bergabung bersama Oriflame sejak bulan ini. Membernya kebanyakan dari Laboratorium III yang berjumlah 18 orang. Khusus kelas ini (make-up class) yang hadir Cuma 9 orang. Kita-kita diajarin sambil dituntun cara mempercantik wajah, alias bermake-up, tentu saja produk yang dipake adalah Oriflame. Instrukturnya mba Silvi yang ngajarin gaya make-up untuk dipake sehari-hari (daily make-up). Kelas ini cukup heboh n bikin happy peserta, soalnya rata-rata peserta pada ga biasa dandan, malahan boleh dibilang ga bisa……jadi selama praktek banyak ditemukan kejadian-kejadian lucu, misalnya ngewarnain alis yang ga bener (ga balance), mascara yang belepotan, lipstick yang ga matching di bibir, etc. Kesimpulannya acara sabtu itu lucu, ekspresif & natural banget…..Rencananya selanjutnya Oriflame mau bikin kelas praktek lagi, yaitu facial class. Bagi yang berminat ayo gabung bersama Oriflame…..

Rabu, 17 September 2008

Buka bersama......

Kelompok pengajian “ijolumut” hari kamis, tgl 11 september 2008 ngadain buka bareng di rumah kontrakan uni Reni & mba Ade nena. Semua anggota hadir, sayangnya murob kita uni Fatimah berhalangan, jadi digantiin ama Murob “cadangan” yg ga kalah ok, yaitu mb Tati. Khusus buat hajatan ini tuan rumah nyediain sop iga yg enak banget, aq n Anky kebagian bawa es buah, sedangkan mb Itha n Vinda bawa gorengan n cakwe, yg dibeli di cikaret.

Minggu, 14 September 2008

LASKAR PELANGI THE MOVIE




Kisah Laskar Pelangi sebentar lagi akan tampil di layar lebar. Dua belas anak asli Pulau Belitong dan 12 pemain film professional berakting bersama dalam film yang menceritakan perjuangan murid dan guru dalam memperoleh pendidikan di masa tahun 1970-an. Ironisnya, kita masih menemukan kisah perjuangan yang hampir sama di Indonesia, hingga sekarang ini.
Perjuangan Ibu Muslimah yang menggetarkan pembaca buku Laskar Pelangi, ternyata masih terjadi. Dua diantarannya kami temukan di Tapanuli Selatan dan Papua.
Raja Dima, seorang petani terpaksa menjadi guru karena tak tega melihat anak-anak di kampungnya putus sekolah. Tak ada lagi guru yang mau mengajar di SD Sigoring-goring, di desa terpencil dan tak pernah memperoleh aliran listrik ini. Alhasil, sejak tahun 2004, ia harus mengajar kelas 1 sampai kelas VI sendirian. Dan sebagai imbalannya, ia mendapat 9 cangkir beras dari setiap orang tua per bulan.
Sementara itu, di Momogu, Asmat, Papua, Adolof seorang penjaga sekolah juga terpaksa mengajar, agar anak-anak di sana tidak buta huruf. Dengan kemampuannya yang terbatas, iapun hanya mengajarkan pelajaran matematika dan bahasa Indonesia. Menurutnya, kegiatan belajar seadanya ini, akan lebih baik ketimbang sekolahnya tertutup rumput seperti sekolah-sekolah lainnya. Ia berharap suatu hari akan ada guru lagi yang mau ditugaskan di sekolah tersebut.
”Saya sangat kagum dengan mereka,” kata Ibu Muslimah saat tampil di Kick Andy dan mendengarkan kisah kedua guru tadi. ”Tapi kalau itu terjadi hingga sekarang, dimanakah yang disebut kemajuan itu,” ujarnya polos.
Ibu Muslimah kali ini tampil ditemani oleh Cut Mini, pemeran Ibu Muslimah dalam film Laskar Pelangi. Bagi Cut Mini, perannya di film kali ini memberikan kesan yang sangat mendalam. ” Saya sering merasa ingin kembali ke Belitong,” kata Cut Mini yang masih sering menitikan air mata, saat kembali melihat adegan-adegannya di film tersebut.
Selain Cut Mini, di Kick Andy kali ini juga hadir 8 diantara 12 pemeran anggota Laskar Pelangi. Mereka yang hadir adalah pemeran Ikal, Lintang, Kucai, Mahar, Borek, Zahara, dan Flo. Mereka adalah anak-anak asli Belitong, yang mengisahkan banyak pengalaman menarik di film pertama mereka.
Bagi Andrea Hirata film ini merupakan satu kebanggaan dan cara untuk mewujudkan keinginannya mendekatkan Belitong pada kemajuan. ”Saya berharap anak-anak Belitong berani bermimpi. Lihat sekarang, siapa sangka Zulfany yang hanya anak tukang jam kaki lima, hari ini bisa menjadi aktor,” kata Andrea Hirata yang tampil menemani Zulfany, pemeran ikal alias Andrea di masa kecil dalam film Laskar pelangi.
Adalah sineas Mira Lesmana dan Riri Riza yang menggarap novel karya Andrea Hirata itu menjadi sebuah film layar lebar. Seluruh pembuatan film ini dilaksanakan di Pulau Belitong.
Riri Riza mengaku para crew-nya harus membangun kembali reflika SD Muhammadiyah, tempat para anggota Laskar Pelangi bersekolah. Sedikit berseloroh, Host Kick Andy, Andy F. Noya menyatakan bahwa sesungguhnya Riri dan tim tak harus repot-repot membuat reflika, soalnya di masa sekarang pun kita masih bisa enemukan sekolah-sekolah reyot tempat sejumlah anak belajar.
Dalam tayangan ini, Kick Andy kembali mengingatkan tentang sekolah tempat Frederick Sitaung dan Wanhar Umar mengajar yang pernah tayang beberapa waktu lalu di Kick Andy.
Frederick adalah guru sekaligus kepala SD di kampung Poepe, Welputi, Merauke, Papua. Sekolah tempat belajar anak-anak kampung terpencil itu, sangat jauh dari layak. Bangku yang terbatas, atap dan dindingnya sudah bolong di sana sini. Begitu juga dengan SD Muhammadiyah di Desa Talangsatan, Muara Enim, Sumatera Selatan, tempat Wanhar Umar mengajar. Di sekolah ini pun sejumlah murid harus belajar di ruang sekolah berdinding kayu yang rapuh dan atap yang bocor. Nasib mereka di masa kini, tak jauh beda dengan anak-anak anggota Laskar Pelangi di masa lalu.
Semoga saja kehadiran film Laskar Pelangi bisa lebih menggugah kita semua untuk lebih peduli pada dunia pendidikan. Terlebih jika kita mendengarkan lirik lagu dari Grup Nidji, yang menjadi theme song film ini. Mimpi adalah kunciUntuk kita menaklukan duniaBerlarilah tanpa lelahSampai engkau meraihnya... (Laskar Pelangi - Nidji )
(sumber:Kick Andy.com)