...:" Selamat Datang Di BlogQ ":... ...:"Welcome to My Blog ":...

Rabu, 08 Oktober 2008

Kisah orang tua & Kalajengking

sebuah cerita dari sebuah buku inspirasional & aku mencoba untuk mengulasnya.
(dibuka komen apapun bentuknya, thanks for sharing)

Suatu pagi, setelah selesai meditasi, seorang tua membuka matanya dan melihat seekor kalajengking sedang terapung tidak berdaya di atas permukaan air. Segera setelah kalajengking tersebut tersapu air mendekati sebuah pohon, sang orang tua dengan cepat merentangkan dirinya dan bergantung pada akar yang menjulur ke sungai, dan menggapai untuk menolong sang hewan yang malang. Segera setelah ia menyentuhnya, kalajengking menyengatnya. Secara insting, sang orang tua menarik tangannya kembali. Semenit kemudian, setelah ia mengembalikan keseimbangannya, ia merentangkan dirinya lagi untuk menolong kalajengking itu. Kali ini kalajengking menyengatnya lebih parah dengan ekor berbisanya, tangan sang orang tua membengkak dan berdarah, dan wajahnya penuh rasa sakit.
Saat itu, seorang pria yang lewat dan melihat sang orang tua sedang merentang untuk menolong kalakengking, berseru, "Hei, orang tua bodoh! Apa yang kamu lakukan? Hanya orang bodoh yang mau mengorbankan nyawanya demi hewan jelek dan jahat itu. Tidakkah kamu tahu kamu bisa terbunuh dalam usaha menolong kalajengking yang tidak tahu berterimakasih itu?"
Sang orang tua menoleh. Melihat ke mata sang orang asing yang lewat itu dan berkata dengan tenang, "Kawanku, hanya karena sifat alami kalajengking untuk menyengat, tidak merubah sifat alami saya untuk menolong."
============ ===== ================= ================
Ini yang cukup sering jadi pertanyaan kita menyangkut pilihan. Kita menentukan pilihan kita sendiri, atau tergantung situasi. Kisah di atas bisa diartikan macam-macam, termasuk bisa berarti ajaran bodoh untuk bunuh diri. Saya mencoba positif dengan mengambil penggalan kalimat akhir sang orang tua, ".... tidak merubah sifat alami saya untuk menolong." Ia memilih sesuai dirinya, bukan merespon terhadap situasi. "Menciptakan REALITA sendiri". ia tahu bahwa dunia INTERNAL yang mengkreasikan REALITA. Apapun situasi dan kejadian di dunia eksternal, dunia INTERNAL-lah yang memberikan makna. Dunia INTERNAL-lah yang menentukan REALITA seperti apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Setiap peristiwa bisa diartikan, diterima, dipersepsikan berbeda-beda.
simple nya, carilah respon yang positif agar apa yg kita lakukan pun bermakna positif bagi orang2 di sekitar kita. tetaplah berbuat baik karna pada dasarnya sifat alamiah manusia yg di ciptakan sang khaliq adalah "baik", lingkungan yg membuat sifat manusia berubah. mulai aja dari hal yg paling kecil.....buang sisi negatif dari setiap percakapan.
"Hanya karena situasi atau orang di sekitar saya terlihat menyebalkan, tidak merubah sifat alami saya untuk tetap HAPPY!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar