Dunia Ibu-ibu ternyata penuh dengan kehebohan dan kecerian juga, meski telah berusia lanjut, banyak dari mereka yang masih bersemangat memeriahkan acara hiburan dengan menyanyi bahkan berjodged ria. Buatku ini benar-benar momen yang cukup menarik dan menghibur. Apalagi kesempatan ini adalah kali pertamanya Aq, Anky dan mb Wardha berpartisipasi dalam acara darmawanita. Perwakilan DW Bioteknologi boleh berbangga hati karena di setiap ajang perlombaan wakil-wakilnya menggondol juara. Aq sendiri berhasil memperoleh juara I untuk lomba memakai kerudung, sedangkan mb Wardha juara II. Untuk lomba pidato Juara I & II diraih oleh Bu Syahruddin Dan Bu Toto. Juara II membuat resep masakan diraih oleh Bu sukardi. Sebagai ketua DW bioteknologi LIPI, Bu KAPUSLIT turut senang karena peserta yang dipilih lansung beliau bisa memenangkan pertandingan-pertandingan. Meski terkesan sederhana, yang penting ada semangat kebersamaan & keseriusan dalam mengisi momen berharga kaum wanita Indonesia ini.
Selasa, 30 Desember 2008
Hari Ibu di IPH
Dunia Ibu-ibu ternyata penuh dengan kehebohan dan kecerian juga, meski telah berusia lanjut, banyak dari mereka yang masih bersemangat memeriahkan acara hiburan dengan menyanyi bahkan berjodged ria. Buatku ini benar-benar momen yang cukup menarik dan menghibur. Apalagi kesempatan ini adalah kali pertamanya Aq, Anky dan mb Wardha berpartisipasi dalam acara darmawanita. Perwakilan DW Bioteknologi boleh berbangga hati karena di setiap ajang perlombaan wakil-wakilnya menggondol juara. Aq sendiri berhasil memperoleh juara I untuk lomba memakai kerudung, sedangkan mb Wardha juara II. Untuk lomba pidato Juara I & II diraih oleh Bu Syahruddin Dan Bu Toto. Juara II membuat resep masakan diraih oleh Bu sukardi. Sebagai ketua DW bioteknologi LIPI, Bu KAPUSLIT turut senang karena peserta yang dipilih lansung beliau bisa memenangkan pertandingan-pertandingan. Meski terkesan sederhana, yang penting ada semangat kebersamaan & keseriusan dalam mengisi momen berharga kaum wanita Indonesia ini.
Senin, 29 Desember 2008
Bunda Selalu Tahu
Tangisan pertama saya, mungkin agak asing untuk telinga Bunda. Tapi Bunda cerdas luar biasa, hanya perlu waktu beberapa saat saja untuk bisa memahami seribu bahasa yang keluar dari mulut mungil saya. Ketika tiba-tiba Bunda mampu membaca bibir saya dan berkata, “Oooh, haus ya sayang… “ dan di tangisan lain Bunda menerjemahkan lain pula, “sakit ya nak, mana yang sakit? tangannya? Sini Bunda usap-usap ya…”
Setiap tengah malam, saya menangis, kadang karena haus, lapar atau karena tidak betah usai buang air kecil. Tak pernah Bunda mengeluh, apalagi melanjutkan tidurnya tak peduli. Secepat kilat ia bangun, mengganti popok, membersihkan kotoran saya, atau menyusui saya yang kehausan. Baru setengah jam Bunda terpejam, saya menangis lagi, kali ini karena nyamuk yang mengganggu. Bunda tahu itu, sesungguhnya ia tak pernah benar-benar terlelap. Antara sadar dan tidak, Bunda pasti terbangun setiap kali lenguhan si kecil ini terdengar seraya sigap memberi apapun yang diinginkan.
Tak hanya ketika bayi, Bunda menemani saya tidur hingga waktu-waktu saya menjelang remaja. Bunda tahu betul, saya selalu rindu tidur di sisi bunda karena ingin mendengarkan dongeng seperti dulu, atau sekadar merasakan hangatnya usapan lembut jari Bunda di punggung. Kemudian nyanyian merdu Bunda mengiringi jiwa yang terbang ke alam mimpi. Tak semerdu biduanita terkenal memang, tapi kasih yang menyertainya membuat suara Bunda jauh lebih indah di hati.
Lagu favorit saya adalah "Bintang Kecil", karena Bunda menyanyikannya sambil memproklamirkan bahwa sayalah bintang kecil itu, yang tak hanya bercahaya di malam hari, namun selalu menjadi cahaya di dalam hati Bunda. Saya juga suka lagu "Pelangi" sebab kata Bunda, memiliki saya sebagai anaknya jauh lebih indah dari pelangi manapun yang pernah dilihatnya. Satu lagi lagu kesukaan saya, terutama pada kalimat pinta, "ambilkan bulan bu…”, kata Bunda, tak hanya bulan, apapun yang saya minta akan diambilkan.
Saat saya masih suka pipis di celana, Bunda tak pernah marah. Ia tahu saya sudah cukup merasa malu, dan tak ingin menambah penderitaan dengan omelannya. Ia hanya menuntun tangan kecil ini sambil menunjukkan tempat pipis yang sebenarnya. Saat harus membersihkan bekas buang air kecil atau kotoran yang bau nan menjijikkan, kadang ia tengah asik menikmati santapan pagi, siang maupun malam. Dengan senyum terindah, ia tinggalkan makannya untuk sesaat membersihkan saya.
Kalau Bunda senyum saat saya mendapat nilai sempurna di sekolah, itu biasa. Namun senyum yang sama terukir di bibirnya ketika nilai saya jeblok,benar-benar membuat saya merasa berjalan di atas awan. Bunda tahu, marah karena nilai jelek yang saya dapatkan tidak akan membenahi keadaan. Senyumnya justru memberi saya arti bahwa ia tetap bangga terhadap anaknya dalam kondisi apapun. Dan karena itulah, saya berjanji untuk senantiasa memberi nilai setimpal untuk senyum indahnya itu.
Saya pernah sakit, berhari-hari sampai tidak mau makan dan minum. Bunda sedih, meski yang sakit anaknya, tapi ia lebih menderita dari siapapun di dunia ketika itu. Bunda tahu, saat anaknya sakit maka ia akan merasa dirinya lah yang sakit. Karena anak adalah buah hatinya, mutiara jiwanya. Maka jika sakit buah hatinya, sakit pula dirinya secara menyeluruh. Jika sakit mutiara jiwanya, sakit pula tubuh keseluruhannya.
Pada akhirnya, ketika saya memutuskan untuk menikah. Bunda menangis, akan ada orang lain yang mengisi hati ini untuk dicinta selain dirinya. Meski demikian, Bunda tahu bahwa saya tetap selalu mencintainya lebih dari apapun. Bunda tahu ia takkan kehilangan diri ini meski harus berjauhan dan tak lagi tinggal serumah. Meski pada akhirnya ia benar-benar merasa kehilangan, ia tetap pada keyakinannya, anak-anak akan kembali padanya.
Bunda benar, saya merasa takkan pernah bisa berdiri tanpa Bunda, sebab Bunda lah yang pertama kali melihat saya belajar berdiri. Sejauh saya melangkah, kemana pun saya pergi, Bunda lah yang memulainya dengan mengajari saya cara berjalan. Sehebat-hebatnya saya menjadi pembicara dalam berbagai kesempatan, kata pertama dari mulut ini Bunda juga yang mengajarinya. bahkan, jauh sebelum saya melihat keindahan berbagai penjuru dunia, senyum Bunda pula yang pertama kali saya lihat. Seelok apapun makhluk yang saya temui di dunia, saya lebih dulu melihat wajah mulia Bunda.
Kini, walau anak-anak jarang berkunjung, kerap lupa menelepon sekadar untuk menanyakan kabar, Bunda tahu bukan karena anak-anak tak lagi mencintai. Bahkan tanpa memberi tahu, Bunda selalu yakin anak-anaknya dalam keadaan baik-baik saja, karena itulah yang tak pernah lupa ia panjatkan dalam doa di sujud malamnya.
Maaf Bunda, karena sekarang justru saya yang sering lupa mencari tahu, apa Bunda baik-baik saja? Siapa yang memberi obat ketika Bunda sakit? Siapa yang menemani Bunda jalan-jalan sore, apa Bunda sudah makan malam …
Happy mothers day, mom
Minggu, 21 Desember 2008
The Queen of night (Part 2)
Selasa, 16 Desember 2008
Ketika Kita Kehilangan
Andaikan Anda sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, Anda berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi Anda untuk menggoyang-goyangkan kaki. Di tengah perjalanan, Anda dikejutkan oleh seseorang yang menepukbahuAnda. "Mas. Handphone mas barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik Anda. Apa yang akan Anda lakukan kepada orang tersebut? Mungkin Anda akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.
Skenario 2
Skenario 4
Minggu, 14 Desember 2008
Happy wedding, Ami.......
Bila cinta datang Burung-burung dara, riang senandungkan lagu
Bulir-bulir padi menguning terkelupas dari kulitnya
Para pujangga hikmat lantunkan syair-syair indah nan syahdu
Tunas-tunas cinta mengakar, membalut sakral amanat suci
Untaian tasbih, mengalun agungkan asma Illahi
Sunah rasul berpijar terang sinari istana hati Merdu nan damai,
dua tangan bertaut dalam ikrar dan janji …Dengan ijin Tuhanmu,Tuhan dari segala Tuhannya umat…Disana…Ditingginya langit, Ribuan malaikat sebagai saksi Awal dibangunnya istana cinta…Dengan keharuman taman martabatnya,
Cinta bertasbih alunkan janji hatiBiar saat subur merinai,
Atau bahkan kala tanah mengering ara, Disanalah hakikat insan diuji dalam mengemban amanat suci, hingga rumah kau rasakan sebagai istana cintamu dalam keutuhan ikrar cinta sehidup semati.
sumber @ lifespirit 8 April 2008
"Happy wedding to Aminah & Bambang" ( 14 Desember 2008)
Semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah & warrohmah, amin.......
Selasa, 09 Desember 2008
7 dont's after a meal
Jangan minum Teh - karena daun teh mengandung kandungan asam yang tinggi. kandungan ini akan menyebabkan kandungan protein pada makanan yang telah kita konsumsi sulit untuk dicerna.
SINAR CAHAYA AYAT KURSI
Rabu, 26 November 2008
Kunjungan WAPRES
Senin, 24 November 2008
The Queen of night
“Peristiwa” mekarnya kembang Wijayakusuma ini sempat aq saksikan sendiri, pada malam tanggal 18 November 2008, tepatnya mulai pukul 20.30 WIB. Momen yang menurutku cukup langka tersebut, aq abadikan dengan mengambil foto-foto Wijayakusuma yang sedang mekar ini. Besok paginya Queen of night sudah tidak mekar lagi (kuncup) meskipun masih terlihat segar. Ternyata bunganya itu muncul di bagian belakang daun yang juga unik, karena bentuknya panjang. Sinar bulan dan bintang menambah keindahan Wijayakusuma. Dari hasil informasi yang diperoleh, tanaman Wijayakusuma berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat pembekuan darah sehingga bisa dipakai untuk menyembuhkan luka. Penelitian tentang khasiat tanaman ini belum aq temukan.
Kamis, 20 November 2008
Wanita Sempurna
Ya, dengan senyum cantik anda yang membangkitkan rasa cinta dan menebar kasih sayang kepada orang lain.
Ya, dengan tutur kata baik anda yang dapat menjalin persahabatan yang dianjurkan syariat dan menghapus semua rasa dengki.
Ya, dengan ketulusan derma anda yang dapat membahagiakan orang miskin, menggembirakan orang fakir, dan mengenyangkan orang yang lapar.
Ya, dengan duduk manis bersama Al-Qur’an seraya membaca, merenungi makna, mengamalkan kandungannya, bertobat, dan memohon ampun kepada-Nya
Ya, dengan banyak dzikir, memohon ampun, rajin berdoa dan suka memperbaharui tobat.
Ya, dengan mendidik anak-anak anda untuk mendalami agama, mengajari mereka sunnah dan membimbing mereka kepada hal-hal yang berguna bagi mereka.
Ya, dengan rasa malu dan jilbab seperti yang diperintahkan Allah kepada anda sebagai sarana memelihara diri dan kehormatan anda.
Ya, dengan berteman bersama wanita-wanita yang baik dari kalangan mereka yang mempunyai rasa takut kepada Allah, menyukai pengamalan agama, dan menghormati norma-norma etika.
Ya, dengan berbakti kepada kedua orang tua, bersilaturahim, menghormati tetangga dan menjamin anak-anak yatim.
Ya, dengan membaca buku-buku yang bermanfaat, menelaah bacaan yang berguna, maka hal itu benar-benar merupakan hal yang amat menyenangkan lagi memberikan informasi yang benar
Minggu, 16 November 2008
Don't Cry, Ketika Mencintai, Tak Bisa Menikahi
Senin, 10 November 2008
Road to the Jungle
Aq & Anky berangkat dari Jembatan hitam (rumah mb Yeni). Pagi-pagi buta mb Yeni sebagai tuan rumah yg baik sibuk ngurusin kita berdua. Udah kayak ibu-ibu yang nyiapain bekal buat anaknya yang mau berangkat tamasya TK, he…he (Thanks ya mb…). Berangkat dengan mengendarai motorku kita start jalan pukul 07.00 WIB. Karena kita ga tau letak pastinya The Jungle dimana, maka kita janjian ketemu di superindo Merdeka ama Yana selaku orang Bogor tulen. Walau bawa motornya udah nyantai abis tetap aja nyampe di Superindo kepagian (jam 07.36), sementara janjian ama Yana sekitar 60 menit lagi (jam 08.30). Seperti biasa anky ngomel-ngomel dech, bilang Aq terlalu bersemangatlah….padahal menurutku dia yang paling semangat, buktinya bela-belain pake acara nginap di Bogor segala biar bisa ikut ke The Jungle (he…he….sabar non).Untung aja sewaktu kita minta Yana datang jam 8, dianya setuju, kalau ga bisa-bisa kena omel lagi ama si “abang”.
Sebenarnya dari superindo tempat yang mau kita tuju itu udah dekat, tapi berhubung guidenya ga tau kalau lewat rute itu, akhirnya kita mutar lewat BTM. Nyampai di the Jungle pukul 08.30. bayar parkir ternyata murah cuma Rp.2000 sekali masuk (motor). Aq & Anky masuk duluan, karena Yana harus jemput Andri dulu yang kuliah pagi di kampus Baranang siang pukul 09.30 WIB. Harga tiket masuk wahana air ini Rp. 50.000 per orang. Berdua kita harus nyerahin uang sebanyak Rp.120.000. dibayar lebih Rp.20.000 buat jaminan aja, ntar setelah keluar akan dikembaliin lagi.
Seperti tempat Wahana air lain, The Jungle cukup memuaskan,. Terbukti pagi-pagi aja pengunjung sudah mulai ramai, baik anak-anak, remaja dan orang dewasa. Beberapa fasilitas yang bisa kita nikmati di Taman ini adalah:
· Lazy river (kolam arus)
· Wahana leisure pool untuk berenang dan water message
· Ruang sinema 4D
· Fountain futsal
· Tube slide (wahana luncur berbentuk pipa berdiameter sekitar 1 meter)
· Racer slide & spiral slide setinggi 12 meter ( empat papan luncur dari gelas fiber yang diposisikan berjajar untuk dipakai balapan meluncur ke kolam dari ketinggian
· Untuk anak-anak ada 2 buah kiddy pool dengan beragam wahana seperti mini slider, water bucket, water canon dan jungkat-jungkit
Di tempat ini juga disediakan penyewaan ban dan terpal buat meluncur. Untuk ban single disewa seharga Rp.10.000, sedangkan yang double seharga Rp.15.000. Perlengkapan tersebut bisa dipakai sepuasnya, uniknya lagi setelah selesai pemakaian perlengkapan itu bisa diletakkan begitu aja di sekitar wahana, tanpa perlu dikembaliin ke tempat penyewaannya semula. Andri & yana ikut bergabung pukul 10-an. Tentu aja kita tak lupa mengambil foto-foto buat dokumentasi di setiap wahana yang disediakan.
Rabu, 15 Oktober 2008
Oleh-oleh mudik
Lebaran Idul fitri tahun ini , seperti biasa aq mudik ke Pekanbaru. Setahun kutinggalkan, kota bertuah banyak berubah . Ada perasaan senang & bangga juga jadi putera daerah, tiap tahun ada saja gedung-gedung baru yang makin menambah kemegahan kota tercinta. Keliling kota pada malam hari, adalah kegiatan rutin yang tak pernah kutiggalkan kalau lagi mudik. Kalau orang melayu bilang, elok dan cantik nian bumi melayu ini di malam hari. Aq kira memang tidak berlebihan ungkapan tersebut, coba dech buktiin kalau teman-teman berkunjung ke Kotaku.
SMUNSA (SMUN satu) or SMANSA
Selasa, 14 Oktober 2008
Mother’s love
seorang ibu yang sudah tua,
hidup
berdua dengan anak
satu-satunya.
Suaminya sudah lama meninggal
karena sakit.
Sang ibu sering kali merasa
sedih memikirkan anak
satu-satunya.
Anaknya mempunyai tabiat yang
sangat buruk yaitu suka
mencuri,
berjudi, mengadu ayam dan
banyak lagi
Ibu itu sering menangis
meratapi nasibnya yang malang ,
Namun ia sering berdoa memohon
kepada Tuhan :
"Tuhan tolong sadarkan
anakku yang kusayangi, supaya
tidak
berbuat dosa lagi
Aku sudah tua dan ingin
menyaksikan dia bertobat sebelum
aku
mati"
Namun semakin lama si anak
semakin larut dengan perbuatan
jahatnya, sudah sangat sering
ia keluar masuk penjara
karena kejahatan
yang dilakukannya
Suatu hari ia kembali mencuri
di rumah penduduk desa,
namun
malang dia tertangkap
Kemudian dia dibawa ke hadapan
raja utk diadili dan
dijatuhi
hukuman pancung
Pengumuman itu diumumkan ke
seluruh desa, hukuman akan
dilakukan
keesokan hari di depan rakyat
desa dan tepat pada saat
lonceng
berdentang menandakan pukul
enam pagi
Berita hukuman itu sampai ke
telinga si ibu dia menangis
meratapi anak yang dikasihinya
dan berdoa berlutut kepada
Tuhan
"Tuhan ampuni anak hamba,
biarlah hamba yang sudah
tua ini yang
menanggung dosa nya"
Dengan tertatih tatih dia
mendatangi raja dan memohon
supaya
anaknya dibebaskan
Tapi keputusan sudah bulat,
anakknya harus menjalani
hukuman
Dengan hati hancur, ibu
kembali ke rumah
Tak hentinya dia berdoa supaya
anaknya diampuni, dan
akhirnya
dia tertidur karena kelelahan
Dan dalam mimpinya dia bertemu
dengan Tuhan
Keesokan harinya, ditempat
yang sudah ditentukan, rakyat
berbondong2 manyaksikan
hukuman tersebut
Sang algojo sudah siap dengan
pancungnya dan anak sudah
pasrah
dengan nasibnya
Terbayang di matanya wajah
ibunya yang sudah tua, dan
tanpa
terasa ia menangis menyesali
perbuatannya
Detik-detik yang dinantikan
akhirnya tiba
Sampai waktu yang ditentukan
tiba, lonceng belum juga
berdentang
sudah lewat lima menit dan
suasana mulai berisik,
akhirnya petugas yang bertugas
membunyikan lonceng datang
Ia mengaku heran karena sudah
sejak tadi dia menarik tali
lonceng tapi suara dentangnya
tidak ada
Saat mereka semua sedang
bingung, tiba2 dari tali lonceng
itu
mengalir darah
Darah itu berasal dari atas
tempat di mana lonceng itu
diikat
Dengan jantung berdebar2
seluruh rakyat menantikan saat
beberapa
orang naik ke atas menyelidiki
sumber darah
Tahukah anda apa yang terjadi?
Ternyata di dalam lonceng
ditemui tubuh si ibu tua dengan
kepala
hancur berlumuran darah
dia memeluk bandul di dalam
lonceng yang menyebabkan
lonceng
tidak berbunyi, dan sebagai
gantinya, kepalanya yang
terbentur di
dinding lonceng
Seluruh orang yang menyaksikan
kejadian itu tertunduk dan
meneteskan air mata
Sementara si anak meraung
raung memeluk tubuh ibunya yang
sudah
diturunkan
Menyesali dirinya yang selalu
menyusahkan ibunya
Ternyata malam sebelumnya si
ibu dengan susah payah
memanjat ke
atas dan mengikat dirinya di
lonceng
Memeluk besi dalam lonceng
untuk menghindari hukuman
pancung
anaknya
Demikianlah sangat jelas kasih
seorang ibu utk anaknya
Betapapun jahat si anak, ia
tetap mengasihi sepenuh
hidupnya.
Marilah kita mengasihi orang
tua kita masing masing selagi
kita
masih mampu
karena mereka adalah sumber
kasih Tuhan bagi kita di dunia
ini
Sesuatu untuk dijadikan
renungan utk kita...
Agar kita selalu mencintai
sesuatu yang berharga yang
tidak bisa
dinilai dengan apapun
There is a story living in us
that speaks of our place in
the
world
It is a story that invites us
to love what we love and
simply be
ourselves
Ambillah waktu untuk berpikir,
itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu untuk bermain,
itu adalah rahasia dari masa
muda
yang abadi
Ambillah waktu untuk berdoa,
itu adalah sumber ketenangan
Ambillah waktu untuk belajar,
itu adalah sumber
kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk mencintai
dan dicintai, itu adalah
hak
istimewa yang diberikan Tuhan
Ambillah waktu untuk
bersahabat, itu adalah jalan menuju
kebahagiaan
Ambillah waktu untuk tertawa,
itu adalah musik yang
menggetarkan
hati
Ambillah waktu untuk memberi,
itu membuat hidup terasa
berarti
Ambillah waktu untuk bekerja,
itu adalah nilai
keberhasilan
Ambillah waktu utk beramal,
itu adalah kunci utk menuju
surga
Gunakah waktu sebaik mungkin,
karena waktu tidak akan bisa
diputar kembali
Jika kamu menyayangi Ibumu,
"FORWARD" lah email
ini kepada
sahabat-sahabat anda.
SEBERAPA DALAM KAMU MENCINTAI
IBUMU ???? mother is the
best
super hero in the world.
Kamis, 09 Oktober 2008
nice articel
Suatu hari seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan Panti Werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika teman saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata teman saya tertumpu pada seorang opa tua yang duduk menyendiri sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong.
Lalu sang teman mencoba mendekati opa itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang opa akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si opa menceritakan kisah hidupnya.
Si opa memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya di mana kami bisa tinggal di rumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus.
Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah di mana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba istri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya, tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yang mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar. Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya.
Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya. Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung.
Tapi apa yang saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan.
Lalu saya tinggal di rumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita di dalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya, tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu. Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya di manakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dahulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dahulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan?
Setelah beberapa lama saya tinggal di sana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya di sini tapi tidak sekali pun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengenai kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri.
Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung di sini saya punya teman-teman dan juga kunjungan dari sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang ke sana dan berbicara dengan sang opa.
Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang opa berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali teman saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita.
Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian?
Ingatlah bahwa tanpa Ayah dan Ibu, kita tidak akan ada di dunia dan menjadi seperti ini.
Jika kamu masih mempunyai orang tua, bersyukurlah sebab banyak anak yatim-piatu yang merindukan kasih sayang orang tua.
Rabu, 08 Oktober 2008
Kisah orang tua & Kalajengking
(dibuka komen apapun bentuknya, thanks for sharing)
Suatu pagi, setelah selesai meditasi, seorang tua membuka matanya dan melihat seekor kalajengking sedang terapung tidak berdaya di atas permukaan air. Segera setelah kalajengking tersebut tersapu air mendekati sebuah pohon, sang orang tua dengan cepat merentangkan dirinya dan bergantung pada akar yang menjulur ke sungai, dan menggapai untuk menolong sang hewan yang malang. Segera setelah ia menyentuhnya, kalajengking menyengatnya. Secara insting, sang orang tua menarik tangannya kembali. Semenit kemudian, setelah ia mengembalikan keseimbangannya, ia merentangkan dirinya lagi untuk menolong kalajengking itu. Kali ini kalajengking menyengatnya lebih parah dengan ekor berbisanya, tangan sang orang tua membengkak dan berdarah, dan wajahnya penuh rasa sakit.
Saat itu, seorang pria yang lewat dan melihat sang orang tua sedang merentang untuk menolong kalakengking, berseru, "Hei, orang tua bodoh! Apa yang kamu lakukan? Hanya orang bodoh yang mau mengorbankan nyawanya demi hewan jelek dan jahat itu. Tidakkah kamu tahu kamu bisa terbunuh dalam usaha menolong kalajengking yang tidak tahu berterimakasih itu?"
Sang orang tua menoleh. Melihat ke mata sang orang asing yang lewat itu dan berkata dengan tenang, "Kawanku, hanya karena sifat alami kalajengking untuk menyengat, tidak merubah sifat alami saya untuk menolong."
============ ===== ================= ================
Ini yang cukup sering jadi pertanyaan kita menyangkut pilihan. Kita menentukan pilihan kita sendiri, atau tergantung situasi. Kisah di atas bisa diartikan macam-macam, termasuk bisa berarti ajaran bodoh untuk bunuh diri. Saya mencoba positif dengan mengambil penggalan kalimat akhir sang orang tua, ".... tidak merubah sifat alami saya untuk menolong." Ia memilih sesuai dirinya, bukan merespon terhadap situasi. "Menciptakan REALITA sendiri". ia tahu bahwa dunia INTERNAL yang mengkreasikan REALITA. Apapun situasi dan kejadian di dunia eksternal, dunia INTERNAL-lah yang memberikan makna. Dunia INTERNAL-lah yang menentukan REALITA seperti apa yang dilihat, didengar, dirasakan. Setiap peristiwa bisa diartikan, diterima, dipersepsikan berbeda-beda.
simple nya, carilah respon yang positif agar apa yg kita lakukan pun bermakna positif bagi orang2 di sekitar kita. tetaplah berbuat baik karna pada dasarnya sifat alamiah manusia yg di ciptakan sang khaliq adalah "baik", lingkungan yg membuat sifat manusia berubah. mulai aja dari hal yg paling kecil.....buang sisi negatif dari setiap percakapan.
"Hanya karena situasi atau orang di sekitar saya terlihat menyebalkan, tidak merubah sifat alami saya untuk tetap HAPPY!"
Kamis, 25 September 2008
Bocah misterius
Sudah tiga hari ini ia mondar-mandir keliling kampung.
Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, dan bahkan orang-orang tua. Hal ini
bagi orang kampung sungguh menyebalkan.
Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesana kemari sambil tangan kanannya
memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala.
Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan air dan butiran-butiran es yang melekat
diplastik es tersebut.
Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnya bukan pada bulan puasa!
Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar
dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentu saja menggoda orang yang melihatnya.
Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selama tiga hari semenjak bocah itu
ada, matahari dikampung itu lebih terik dari biasanya.
Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampung mengenai bocah itu. Mereka tidak berani melarang bocah
kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakan bagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan
roti isi daging tersebut.
Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutan sekaligus keheranan.
Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatan yang menyeramkan.
Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.
************ ********* **
Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu.
Kata orang kampung, belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius.
Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarin dan akan muncul pula dengan
es kelapa dan roti isi daging yang sama juga!
Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi.
Benar, ia menari-nari dengan menyeruput es kelapa itu.
Tingkah bocah itu jelas membuat orang lain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.
Luqman pun lalu menegurnya. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itu malah mendelik hebat dan melotot,
seakan-akan matanya akan keluar Luqman.
“Bismillah.. .” ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya.
Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocah jadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini.
Kalau memang bocah itu “bocah beneran” pun, ia juga akan cari keterangan, siapa dan dari mana sesungguhnya
bocah itu.
Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun
menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu, dan membawanya ke rumah. Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya.
“Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isi daging ini? Bukankah ini kepunyaan
saya?” tanya bocah itu sesampainya di rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang
kelakuannya. Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman.
“Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa,” jawab Luqman dengan halus,”apalagi kamu tahu,
bukankah seharusnya kamu juga berpuasa? Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengan tingkahmu itu..”
Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah
itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi.
“Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalian yang lebih sering melakukan hal
ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan
pada sebelas bulan diluar bulan puasa?
Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, dengan menimbun harta
sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedang menangis?
Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang, sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?!
Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus?
Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian..!?”
Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untuk menyela.
Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitu tegas dan terdengar “sangat” menusuk,
kini ia bersuara lirih, mengiba.
“Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya
bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.
Dan ketahuilah juga, juatru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lah yang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya, lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan ‘Idul Fithri?
Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi
banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnya denga istilah menyambut Ramadhan dan ‘Idul Fithri?
Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun
hanya ada kepedulian yang seadanya pula.
Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, dua belas bulan tanpa terkecuali
termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telah saya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap
orang-orang kecil seperti kami…!
Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta?
Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih?
Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan
melupakan kami yang semestinya diingat?
Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta,
tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa?
Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan…, jangan merasa perut kan tetap
kenyang lantaran masih tersimpan pangan ‘tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah
menyatu dengan bumi kelak…”
************ ********* *
Wuahh…, entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan.
Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya!
Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan.
Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang
dibuatnya terbengong-bengong.
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi.
Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan raya kampung Ketapang.
Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya, tapi ia tidak menemukan bocah itu.
Ditengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan, tapi semuanya menggeleng
bingung.
Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu
keluar dari rumah Luqman!
Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang!
Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidak masuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja.
Bahwa memang betul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi. Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat.
Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan, dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.
Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang
sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan
membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.
Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar.
Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau
menjadi bagian yang Allah sebut mati mata hatinya.
Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang atau tidak, ia akan mengabarkan
kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua
orang yang dikenalnya, kepada sebanyak-banyaknya orang.
Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati.
Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir.
Sejak itu Luqman tidak pernah lagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dan
tudingan-tudingan yang memang betul adanya.
Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjuk hidungnya ketika ia salah.
dapet dari milis trainersclub mohon ijinnya dicopy paste karena memang pantas disebarluaskan.
Terima Kasih Ya Alloh atas artikel ini
Beauty class
Rabu, 17 September 2008
Buka bersama......
Minggu, 14 September 2008
LASKAR PELANGI THE MOVIE
Perjuangan Ibu Muslimah yang menggetarkan pembaca buku Laskar Pelangi, ternyata masih terjadi. Dua diantarannya kami temukan di Tapanuli Selatan dan Papua.
Raja Dima, seorang petani terpaksa menjadi guru karena tak tega melihat anak-anak di kampungnya putus sekolah. Tak ada lagi guru yang mau mengajar di SD Sigoring-goring, di desa terpencil dan tak pernah memperoleh aliran listrik ini. Alhasil, sejak tahun 2004, ia harus mengajar kelas 1 sampai kelas VI sendirian. Dan sebagai imbalannya, ia mendapat 9 cangkir beras dari setiap orang tua per bulan.
Sementara itu, di Momogu, Asmat, Papua, Adolof seorang penjaga sekolah juga terpaksa mengajar, agar anak-anak di sana tidak buta huruf. Dengan kemampuannya yang terbatas, iapun hanya mengajarkan pelajaran matematika dan bahasa Indonesia. Menurutnya, kegiatan belajar seadanya ini, akan lebih baik ketimbang sekolahnya tertutup rumput seperti sekolah-sekolah lainnya. Ia berharap suatu hari akan ada guru lagi yang mau ditugaskan di sekolah tersebut.
”Saya sangat kagum dengan mereka,” kata Ibu Muslimah saat tampil di Kick Andy dan mendengarkan kisah kedua guru tadi. ”Tapi kalau itu terjadi hingga sekarang, dimanakah yang disebut kemajuan itu,” ujarnya polos.
Ibu Muslimah kali ini tampil ditemani oleh Cut Mini, pemeran Ibu Muslimah dalam film Laskar Pelangi. Bagi Cut Mini, perannya di film kali ini memberikan kesan yang sangat mendalam. ” Saya sering merasa ingin kembali ke Belitong,” kata Cut Mini yang masih sering menitikan air mata, saat kembali melihat adegan-adegannya di film tersebut.
Selain Cut Mini, di Kick Andy kali ini juga hadir 8 diantara 12 pemeran anggota Laskar Pelangi. Mereka yang hadir adalah pemeran Ikal, Lintang, Kucai, Mahar, Borek, Zahara, dan Flo. Mereka adalah anak-anak asli Belitong, yang mengisahkan banyak pengalaman menarik di film pertama mereka.
Bagi Andrea Hirata film ini merupakan satu kebanggaan dan cara untuk mewujudkan keinginannya mendekatkan Belitong pada kemajuan. ”Saya berharap anak-anak Belitong berani bermimpi. Lihat sekarang, siapa sangka Zulfany yang hanya anak tukang jam kaki lima, hari ini bisa menjadi aktor,” kata Andrea Hirata yang tampil menemani Zulfany, pemeran ikal alias Andrea di masa kecil dalam film Laskar pelangi.
Adalah sineas Mira Lesmana dan Riri Riza yang menggarap novel karya Andrea Hirata itu menjadi sebuah film layar lebar. Seluruh pembuatan film ini dilaksanakan di Pulau Belitong.
Riri Riza mengaku para crew-nya harus membangun kembali reflika SD Muhammadiyah, tempat para anggota Laskar Pelangi bersekolah. Sedikit berseloroh, Host Kick Andy, Andy F. Noya menyatakan bahwa sesungguhnya Riri dan tim tak harus repot-repot membuat reflika, soalnya di masa sekarang pun kita masih bisa enemukan sekolah-sekolah reyot tempat sejumlah anak belajar.
Dalam tayangan ini, Kick Andy kembali mengingatkan tentang sekolah tempat Frederick Sitaung dan Wanhar Umar mengajar yang pernah tayang beberapa waktu lalu di Kick Andy.
Frederick adalah guru sekaligus kepala SD di kampung Poepe, Welputi, Merauke, Papua. Sekolah tempat belajar anak-anak kampung terpencil itu, sangat jauh dari layak. Bangku yang terbatas, atap dan dindingnya sudah bolong di sana sini. Begitu juga dengan SD Muhammadiyah di Desa Talangsatan, Muara Enim, Sumatera Selatan, tempat Wanhar Umar mengajar. Di sekolah ini pun sejumlah murid harus belajar di ruang sekolah berdinding kayu yang rapuh dan atap yang bocor. Nasib mereka di masa kini, tak jauh beda dengan anak-anak anggota Laskar Pelangi di masa lalu.
Semoga saja kehadiran film Laskar Pelangi bisa lebih menggugah kita semua untuk lebih peduli pada dunia pendidikan. Terlebih jika kita mendengarkan lirik lagu dari Grup Nidji, yang menjadi theme song film ini. Mimpi adalah kunciUntuk kita menaklukan duniaBerlarilah tanpa lelahSampai engkau meraihnya... (Laskar Pelangi - Nidji )